Selasa, 01 Juli 2014

Bahaya Obat Puyer Bagi Manusia

Sebagian orang indonesia bila buah hati kita sedang sakit sering memberikan racikan obat puyer dari Apotek ataupun Dokter . Ya, obat yang ditumbuk halus ini nampaknya lebih mudah diminum bagi anak.Tapi tahukah Anda bagaimana proses pembuatan puyer ini.

Petugas meletakkan beberapa tablet disebuah mangkok yang dikenal dengan mortar. Tanpa sarung tangan, biasanya petugas apotek maupun dokter langsung meracik obat. Setelah menjadi halus, racikan obat itu dibagi-bagi ke atas kertas pembungkus tanpa menggunakan alat timbang khusus.

Bahkan berdasarkan penelusuran yang dilakukan tim RCTI, ada sebuah Apotek yang menghaluskan obat puyer di mortar yang penuh dengan sisa-sisa obat sebelumnya. 
Sempatkah Anda berfikir resiko interaksi obat yang digerus dengan obat yang sudah menempel lama dimangkok itu. Bayangkan pula jika ternyata obat yang menempel itu ternyata sangat berbahaya jika tercampur dengan obat yang akan digerus.

Perdebatan Soal Puyer menuai kontroversi dari berbagai kalangan itu tidak hanya dialami dari pengguna puyer tetapi juga pada pengguna obat sediaan lainnya.
Sebagaimana Kontroversi yang mencuat adalah sebagai berikut :

  1. Menurunnya kestabilan obat, karena obat-obatan yang dicampur punya kemungkinan berinteraksi satu sama lain.
  2. Pemberian puyer berisiko terjadi pemberian polifarmasi.
  3. Sulitnya mendeteksi obat mana yang menimbulkan efek samping.
  4. Pembuatan puyer dengan cara digerus atau diblender, sehingga akan ada sisa obat uang menempel di alatnya.
  5. Proses pembuatan obat itu harus steril, sedangkan pembuatan puyer tidak steril atau sering ada sisa dan bekas obat puyer sebelumnya.
  6. Bisa  jadi obatnya sudah rusak sebelum mencapai sasaran karena proses penggerusan.
  7. Dosis yang berlebihan
  8. Kesalahan dalam peracikan obat.